Assalamualaikum, Tak terasa sudah hari ke 5 di bulan awal di tahun 2019. Ini artinya 9 tahun sudah saya kenal dan ikut terjun ke dunia Web Blog sejak tahun 2010 ketika saya masih duduk di dingklik kuliah dulu.
Blog ini sendiri, di tahun 2019 ini gres akan memasuki usia yang ke 3 tahun sejak pertama kali saya publish pertengahan tahun 2016 untuk menggantikan beberapa Blog usang saya.
Di Tahun 2018 Kemarin begitu banyak pengalaman, dongeng menarik, Kasus baru, dan tentunya Ilmu serta pengetahuan gres yang ditahun tahun sebelumnya belum saya ketahui.
Tapi dari sekian banyak pengalaman tersebut hanya sedikit saja yang sempat saya muat di blog ini dalam bentuk Artikel. Bukan alasannya yaitu sangat sibuk sehingga saya jarang menulis artikel gres melainkan ada 2 hal penyebabnya, yaitu yang pertama Saya disibukkan dengan urusan yang kurang bermanfaat dan alasan kedua yaitu rasa Malas.
Lihat saja Selama 12 Bulan kemarin rata rata jumlah postingan hanya sekitar 3-4 postingan saja dalam sebulan. Bahkan ada yang cuma 1 artikel di dalam 1 bulan. Tapi ya sudahlah semoga saja kedepanya saya bisa kembali aktif dan bersemengat kembali untuk mengembangkan pengalaman dalam bentuk postingan di Blog ini.
Dibulan Januari tahun 2018 kemarin, saya mulai tertarik ke dunia Elektronika makanya saya putuskan untuk lebih aktif mempelajari ilmu Elektronika khususnya yang dasar dasarnya dulu. Dengan pengetahuan yang masih sangat minim saya pribadi tetapkan membeli Solder, Timah, Multimeter dan beberapa tools lain yang biasa digunakan tukang Reparasi/Servis. Tujuannya sih biar bisa lebih serius berguru dan lebih gampang prakteknya dan biar gak bosan hanya baca teori tapi tidak dipraktekkan.
Oia, Solder dan timah ini juga termasuk salah satu penyeban saya jarang nulis, alasannya yaitu entah mengapa sejak ada Solder saya jadi rajin sekali mencabuti komponen komponen Elektronika menyerupai resistor, kapasitor dll dari Papan sirkuit alat alat elektronik yang sudah rusak yang ada di sekitar saya walaupun ada juga sih beberapa alat elektronik dirumah yang masih berfungsi dengan baik malah saya rusak dengan menelanjangi papan rangkaianya.
Komponen2 bekas yang sudah saya kumpulkan ini selanjutnya saya sortir sesuai jenis dan tipenya masing masing. Alasan dibalik ini semua yaitu semoga supaya bila sewaktu waktu di tengah tengah pembelajaran saya membutuhkan suatu komponen, saya tidak perlu lagi ke toko untuk membelinya atau mencari cari komponen bekas di papan rangkaian. Sekedar informasi banyak dari komponen komponen yang ketika itu tidak saya ketahui nama serta fungsinya, pokoknya saya kumpulkan saja dulu siapa tau suatu ketika akan saya butuhkan pikir saya ketika itu.
Dengan bermodalkan solder dan sedikit dasar dasar elektronika, setidaknya saya sudah bisa untuk menciptakan rangkaian rangkaian sederhana menyerupai menciptakan Power supply adjustable memakai Regulator tegangan (7805,7812,LM317), menciptakan rangkaian charger Li-Po auto cut off, rangkaian Amplifier Mono sederhana memakai LM386 dan masih banyak lagi. Saya pun sudah sedikit agak bisa menganalisa kerusakan pada sebuah alat elektronik yang rusak. Dan tak saya sangka, dengan bekal semua yang hanya sedikit itu tadi saya berhasil memperbaiki beberapa alat elektronik yang sudah rusak.
Salah satu project arduino saya yang sempat terhenti yaitu menciptakan RC Car alasannya yaitu rusaknya Modul H Bridge yang saya beli dari toko online kesudahannya bisa saya lanjutkan kembali berkat Ilmu elektro yang gres saya pelajari ini. Untuk mengganti modul H Bridge yang rusak tersebut saya menciptakan sebuah rangkaian H Bridge sederhana hanya dengan memakai Transistor yang di rangkai sedemikian rupa sehingga bisa menciptakan DC Motor berputar kedepan dan juga kebelakang.
Dibidang Wireless Networking, Ilmu elektro ini juga membantu saya alasannya yaitu kesudahannya saya bisa memperbaiki beberapa buah POE (Power over Ethernet) yang sudah usang rusak. Sungguh suatu kebahagiaan tersendiri yang saya rasakan ketika bisa menuntaskan duduk masalah tanpa harus mengganti POE dengan membeli lagi yang baru.
Hal yang kurang menyenangkan terjadi di tahun 2018 kemarin yaitu ketika saya tetapkan untuk berhenti Dari dunia Mining Cryptocurrency, dikarenakan harga Cryptocurrency yang sedang saya mining/tambang yaitu Ethereum (ETH) sedang berada di harga yang sangat rendah untuk waktu yang cukup usang bahkan hingga artikel ini saya tulis harga Ethereum makin menurun drastis, Harganya sekarang jauh dibawah harga pertama kali saya mengenal Cryptocurrency 2 tahun silam. Ketika itu harga koin eth masih bernilai 4 Jutaan dan hari ini jatuh hingga 1 jutaan saja. Hal ini terperinci berdampak pada kehidupan saya, alasannya yaitu selama 2 tahun belakangan saya cukup bergantung pada pendapatan hasil dari Mining ethereum ini, namun dengan sangat terpaksa saya harus berhenti menambang mengingat Koin yang didapatkan tidak lagi berimbang dengan biaya listrik yang harus saya keluarkan. Dengan berat hati VGA yang dulu saya beli dengan susah payah harus saya lepaskan dengan harga yang jauh dibawah ketika dulu saya membelinya. Tapi bila dihitung hitung, walaupun saya menjual VGA tersebut dengan harga yang sangat murah, saya tetap saja masih untung, alasannya yaitu apa yang sudah didapatkan jauh lebih besar ketimbang dari Harga VGA tersebut. Bayangkan saja, selama hampir 2 tahun untuk kehidupan keluarga sehari hari, saya hanya bergantung dari VGA yang bekerja tanpa henti siang dan malam untuk menambang Koin ethereum. Kaprikornus terperinci saya jauh dari kata rugi ketika melepas VGA tersebut dengan harga yang sangat murah. Namun dari semua VGA yang saya miliki, saya tetapkan untuk tidak menjual 1 Buah VGA, alasannya yaitu rencananya akan saya gunakan untuk Bermain Game.
Kesibukan berguru Elektronika ini hanya berlangsung hingga kira2 bulan Mei 2018. dan hari hari saya pun mulai di isi dengan kesibukan gres yang kurang bermanfaat namun hingga hari ini masih terus saya lakukan, yaitu Bermain Game.
ya, kira kira bulan Mei itulah pertama kali saya mengenal game PUBG yang sekarang menjadi Candu yang sangat sukar untuk saya tolak. 1 Hal positif yang saya dapati dari Bermain Game PUBG ini yaitu saya mendapati banyak pengalaman serta ilmu gres menyerupai : Diawal saya bermain PUBG begitu banyak saya jumpai player yang memakai Cheat sehingga timbul rasa ingin tahu saya ihwal bagaimana cara Membuat/mendapatkan serta mencicipi sensasi memakai cheat. Dari sinilah awalnya saya mempelajari LUA Script, Cara Compile/Decompile nya bagaimana cara nulis scriptnya bagaimana, dan banyak lagi hal hal yang saya pelajari mengenai LUA Script dan Aplikasi Game Guardian sebagai Media untuk mengeksekusi Cheat PUBG yang dalam bentuk LUA Script.
Dari Bermain PUBG juga saya mengetahui ihwal bagaimana cara menentukan atau menentukan Bagus atau tidaknya sebuah perangkat Android dengan memperhatikan Merk,Jenis dan type komponen komponen didalam Smartphone itu menyerupai dengan melihat spesifikasi rinci dari Chipsetnya,GPUnya,merknya, dan lain lain. Karena kalau dulu saya hanya terfokus ke 2 hal yaitu Ukuran RAM dan memori Internalnya saja. Asal RAMnya besar sudah niscaya Smartphone itu cepat padahal tidak menyerupai itu alasannya yaitu ada faktor faktor lain yang lebih penting ketimbang RAM, menyerupai Clock Speed dari CPU yang digunakan, Jumlah Core nya ada berapa dan untuk Gaming yang paling penting di perhatikan yaitu Spesifikasi dari GPU yang digunakan di Smartphone tersebut.
Masih mengenai Game PUBG. Setelah akun saya di Banned oleh Tencent alasannya yaitu terdeteksi memakai Program Ilegal alias Cheat, saya kembali menciptakan akun gres namun kali ini saya tidak lagi memakai Cheat alasannya yaitu sensasi bermain tanpa cheat itu lebih menarik ketimbang memakai cheat. Diakun kedua saya ini, berhubung tangan saya sering berkeringat makanya saya mencoba berimprovisasi untuk bermain di Smartphone namun memakai Keyboard dan Mouse sebagai kontrolnya dengan memakai Bantuan USB OTG dan USB HUB sebagai media penghubungnya. Sebenarnya sih saya sudah mencoba memakai L1 R1 Trigger dan sudah pernah juga memakai Joystick tapi kurang nyaman daripada memakai Keyboard dan Mouse.
Cukup usang saya bermain memakai Keyboard dan Mouse hingga muncul sebuah info bahwa penggunaan Mouse dan Keyboard ini tidak boleh oleh pihak Tencent alasannya yaitu dianggap Cheat dan aplikasi aplikasi untuk mapping keyboard akan segera masuk dalam banned list oleh tencent. Disaat info isu itu lagi hangat hangatnya, kebetulan saya menjumpai sebuah informasi mengenai Adanya Sistem Operasi Android X86 yang tidak terdeteksi Emulator dan kondusif dari Banned yaitu Phoenix OS ROC.
Inilah pertama kali saya mengenal istilah Android X86. Yang artinya yaitu Sistem Operasi android yang dikhususkan untuk digunakan di perangkat Seperti PC atau Laptop. Awalnya saya fikir Android X86 ini sama menyerupai Emulator Android kayak Bluestack atau sejenisnya namun ternyata berbeda. Kalau Emulator, Android dijalankan di dalam Sistem operasi menyerupai windows 7, windows 8 dll. Sedangkan Android X86 ini benar benar berjalan pribadi dari Harddisk.
Tak hanya Phoenix OS, ternyata ada banyak lagi jenis lain dari Android X86, menyerupai Remix OS yang sekarang sudah dihentikan pengembanganya dan yang terbaru dan masih dalam tahap Beta yaitu Prime OS. Karena masih dalam kategori baru, banyak problem yang dijumpai ketika menginstall atau menjalankan Android X86 ini. Hal ini memperlihatkan saya pengalaman pengalaman gres ketika melaksanakan troubleshooting dari duduk masalah masalah tersebut. Hal ini juga yang menjadi pemicu saya untuk menciptakan sebuah Channel Yotube lagi untuk memposting Cara cara yang saya lakukan untuk mengatasi beberapa duduk masalah mengenai Android X86.
Untuk urusan Flashing Android, selama tahun 2018 kemarin tidak mengecewakan banyak juga masalah yang saya tangani. Namun dari kesemuaan masalah ada 2 masalah yang cukup menarik yaitu yang pertama saya gres tau kalau ternyata Hanphone Samsung Lipat itu bisa di Flash padahal bukan Android alasannya yaitu saya pikir hanya yang smart saja yang bisa diflash yang gak smart gak bisa diflash hehehe. Kasus kedua yaitu ketika saya berhasil melaksanakan flashing pada Xiaomi Mi 6x yang Stuck Di logo dan berada pada kondisi ARB4 memakai metode flashing Test Point.
Mungkin itu saja dulu yang bisa saya tulis di Rangkuman Akhir Tahun 2018 ini, sekiranya nanti ada pengalaman lain yang teringat maka akan kembali saya update di Artikel ini
Sekian dan Terima kasih
Wassalam
Buat lebih berguna, kongsi: